Foto Saya
Nama:
Lokasi: Cengkareng, DKI Jakarta, Indonesia

Hadapi dengan senyuman Semua yang terjadi biarlah terjadi Hadapi dengan tenang Semua akan baik-baik saja. Bila ketetapan Tuhan sudah ditetapkan tetaplah sudah Tak ada yang bisa merubah dan tak akan pernah bisa berubah. Rela kanlah saja ini bahwa semua yang terbaik Terbaik untuk kita. Mengalahlah untuk menang.

Minggu, 04 Januari 2009

Air mata untuk sahabat sejati

Setelah Hendrik, kami meminta ica (adik Vani) untuk tampil kemuka….namun ica menolak untuk maju kemuka, ica terlihat malu dan takut,…dengan gelengan kepala ica tetap bersikeras utk tidak maju kemuka, bujukan-bujukan dari para kakak Pembina tetap saja tidak bisa mempengaruhi ica utk maju kedepan….tiba- tiba rani berdiri bagai seorang pahlawan, dengan suara menyakinkan dan kasih seorang sahabat, Rani menuntun ica utk maju bersamanya kedepan…ica tidak lagi mengelengkan kepala bahkan dengan sigapnya dia ikut berdiri mengikuti ajakan rani.

akhirnya ica yang imut dan pemalu ini mau juga bercerita…bahkan ica terlihat sangat antusias dan ceria….hatiku tersenyum bahagia dan mengucap puji syukur…tafakur alam ini membawa manfaat yg baik untuk ica…ica yang awalnya tdk percaya diri, akhirnya bisa berubah menjadi sosok ica yang sangat percaya diri….alhamdullilah Ya Robb.

Ica memulai ceritanya ttg kakak Vaninya…buat ica, Vani adalah sosok kakak yang sangat bertanggung jawab dan penuh kasih, walau kadang Vani suka juga galak dan bawel namun Ica mengangumi kakaknya ini……dalam hatiku pun berbisik…”Bunda juga sama dengan Ica…sama-sama kagum dengan Vani”

Dibelakang Ica, tampak Rani duduk dengan setia menemani dan mendengarkan cerita Ica, terlihat jelas kalau Rani begitu sayang dengan Ica, Rani seperti berusaha menggantikan posisi Vani buat Ica saat ini.

Ica melanjutkan cerita tentang sang Ayah….ayah Ica meninggal karena gagal ginjal…semua harta kekayaan habis terjual untuk mengobati sang Ayah….sampai akhirnya sekarang mereka tidak lagi memiliki apa-apa bahkan mereka harus rela tinggal di rumah kontrakan yang amat sangat sederhana….belum lah usai cerita Ica, disudut Ica…Rani menangis tersedu-sedu… airmata Rani mengalir dengan deras tanpa tertahankan…badan Rani terguncang menahan isak….semua terkejut dan merasa heran, begitu juga dengan aku….adakah kata-kata atau sikap yang melukai hati anak ini..????

Lalu kuusap punggung anak ini dengan lembut….ada apa sayang, tanyaku??? Rani malah makin terisak….kurengkuh anak ini dan kuberikan dia segelas air untuk menenangkan hatinya….beberapa saat kemudian, Rani mulai terlihat bisa mengontrol dirinya….kembali kutanyakan dengan hati-hati dan kelembutan, ada apa sayang….???? Adakah yang menyakiti hati Rani??? Tidak bunda…jawabnya sambil terisak…Rani hanya teringat akan curahan hati vani, ketika ayah Vani sakit keras, Vani datang dengan airmata ke Rani dan bercerita kalau Vani sangat takut kehilangan ayahnya, dan Vani ingin sekali menolong ayahnya dengan menyumbangkan Ginjalnya demi kelangsungan hidup sang Ayah…namun dokter tidak mengijinkannya karena Vani masih terlalu kecil….

Subhannalah…. Anak ini menangis hanya karena teringat akan derita sahabatnya….inilah sahabat sejati….sahabat yang tidak hanya hadir dikala suka tapi dia juga ada di dalam duka.

Ya Robb…terima kasih…Engkau telah berikan lagi kami pelajaran hidup tentang arti seorang sahabat melalui anak ini.

aku teringat akan syair lagu :

" Persahabatan bagai kepompong mengubah ulat menjadi kupu-kupu Persahabatan bagai kepompong hal yang tak mudah berubah jadi Indah….. Persahabatan bagai kepompong memaklumi teman hadapi perbedaan Persahabatan bagai kepompong …"

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda