Benci untuk melupakan
Kata dia, ingat semua hal buruk dari diri mantan, yang bisa membuat marah. Ohya, apa kebencian bisa menghapus rindu atau cinta yang dia tinggalkan. Apa kebencian bisa menjadi obat bagi amarah yang dia sisakan? Ah, ada pepatah mengatakan, “Membenci adalah bagai minum racun dan berharap orang lain yang mati”.
Teman saya itu tidak sepenunya salah. Mungkin untuk orang seperti dia, dengan kepribadia itu, membenci merupakan ‘cara jitu’. Namun tidak sedikit juga yang gagal. Membenci justru membuat rasa itu makin kuat.
Kenapa? Dengan memikirkan rasa benci, catat, memikirkan, itu berarti kamu membawa dia masuk dalam hidup kamu lagi. Siapa yang kuasa mengendalikan pikiran. Tiba-tiba kam mikirin dia. Lalu menepuk kepala sendiri dan berkata “Ah! Kenapa lo selalu ada di pikiran gue,”. Lalu kamu berusaha ‘lari’ dengan memikirkan hal buruk tentang dia. Dan apa yang tersisa? Dia masih ada dipikiran kamu dan menyisakan sakit.
Sakit karena mesti menyangkal kamu memikirkan dia karena masih sayang. Sakit karena dia sudah tidak ada didepan kamu untuk disayang. Sakit karena harus membenci dia.
Seperti yang sudah dikatakan, tidak ada yang kuasa mengendalikan pikiran. Meski tidak ingin, jika baying itu datang lagi, biarkan. Jika dia menguasai pikirmu, biarkan. Percayalah bahwa ada suatu masa dia akan terhapus dari memori dengan cara yang tidak kamu mengerti. Dia akan pergi, jika waktunya tiba. Percuma ‘mengusir’ secara paksa dengan permainan pikiran. Tidak akan berhasil.
Dia mungkin pernah menyakiti hatimu. Cinta yang kandas itu boleh jadi begitu menyiksa, namun tidak ada guna pula untuk membenci. Karena tidak mungkin dia mati, jika kamu yang meminum racun itu
Label: kebiasaan buruk
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda